Jakarta, SUARAKYAT — Persoalan rencana pembangunan Eco-City di Pulau rempang memang sedang panas belakangan akhir ini. Banyaknya upaya penolakan dan demonstrasi yang dilakukan untuk menolak keberlanjutan Proyek ini. Berdasarkan hasil Temuan Polri justru banyak yang berdemonstrasi berasal dari luar pulau rempang sendiri. Tentunya ini mendapat respon dari berbagai pihak terkait konflik di pulau rempang.
Antony Yudha selaku ketua Komando Masyarakat Arus Depan Pancasila ( KOMRAD Pancasila) mengatakan bahwa akan sangat disayangkan apabila pembangunan Eco-city di Pulau rempang batal terlaksana karena menurutnya ini adalah momentum Indonesia untuk menyalip Singapura untuk menjadi kota perdagangan internasional.
“ ketika Eco City Rempang berhasil berdiri bisa kita bayangkan berapa tenaga kerja lokal yang bisa terserap, berapa UMKM yang bisa dilibatkan untuk meningkatkan perekonomian lokal, lalu Infrastruktur yang dibangun akan menunjang kegiatan perekonomian yang akan berdampak positif terhadap masyarakat setempat. “Bisa-bisa kota Changi di Singapura akan sepi klo Eco City Rempang sudah berdiri,”Ujarnya.
Antony juga menambahkan bahwa isu investasi rempang hanya menguntungkan investor asing hanyalah isu murahan yang sengaja di goreng karena bertepatan dengan tahun politik dan dipakai untuk menghancurkan nama baik Tomy Winata yang merupakan pengusaha dengan jiwa nasionalisme yang tinggi.
“Saya pikir isu hoax bahwa proyek ini hanya menguntungkan pihak Investor Cina adalah gorengan isu murahan yang semata-mata untuk menjatuhkan pak Tomy Winata. Saya paham betul pak Tomy ini terlepas dari backgroundnya sebagai pengusaha beliau merupakan seorang yang Sangat Nasionalis jadi wajar saja banyak pihak-pihak yang kurang kerjaan berusahan menjatuhkan niat baik beliau,” Ujarnya.
Adanya upaya provokasi untuk melakukan aksi penolakan pembangunan Eco City dan segala pihak-pihak yang menyebarkan informasi yang tidak benar sehinggan memicu reaksi keras publik harus diselidiki siapa yang menjadi aktor intelektualnya.
“Saya pikir pasti ada Aktor Intelektualnya yang membiayai dan menghasut masyarakat untuk menolak pembangunan tersebut. Apalagi hasil temuan Polri bahwa massa yang melakukan aksi penolakan berasal dari luar pulau rempang. Tentu ini harus diusut tuntas siapa yang mengorganisir,” Tutup Antony.
Oleh :
Antony Yudha ( KOMRAD Pancasila)
085711824600