Jakarta, SUARAKYAT — Ketua Umum GMKI Jefri Edi Irawan Gultom membantah dirinya dinonaktifkan dari jabatan Ketua Umum GMKI. Pasalnya GMKI dibawah kepemimpinannya masih terus aktif melakukan program-program sebagaimana amanat kongres.
“Kongres GMKI ke-38 di Tana Toraja telah melahirkan Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi, dan saya diberikan tugas dan tanggungjawab untuk menerjemahkannya menjadi Arah Strategi dan Kebijakan Umum Organisasi. Dalam Sidang Pleno PP GMKI di Februari lalu, saya bersama Pengurus Pusat GMKI telah melaksanakannya dalam bentuk program kerja, dan itulah yang saya kerjakan bersama PP GMKI. PP GMKI dibawah kepemimpinan saya sejauh ini sangat solid dan progresif”, tegas Jefri.
Disinggung soal beredarnya surat penonaktifan Ketua Umum GMKI Jefri Gultom menjelaskan bahwa hal tersebut perlu dipertanyakan logika konstitusionalnya.
“Saya tegaskan bahwa saya ini menjadi Ketua Umum GMKI berdasarkan Keputusan Kongres, jabatan Ketua Umum itu dijamin konstitusi GMKI. Selama 7 bulan ini saya bersama-sama PP GMKI aktif dalam melaksanakan program maupun agenda organisasi. _Jadi, tidak benar saya dinonaktifkan sebagai Ketua Umum,_ bagaimana bisa? Perlu dipertanyakan kepada yang mereka, apa legal standing mereka, lalu apakah mereka merasa dirinya lebih tinggi daripada konstitusi dan kongres?” ujar Jefri.
Jefri mengatakan Pengurus Pusat GMKI saat ini sedang fokus dalam menyelenggarakan event World Student Christian Federation Meetings di Jakarta 17 sampai 24 Juli 2023 yang dihadiri 18 Negara utusan. _Dikatakannya juga, program-program GMKI se-tanah Air terkait kondolidasi organisasi akan tetap berjalan normal seperti biasa, dinamika yang terjadi tidak akan memperngaruhi fungsi dan peran organisasi._
Alumni Magister Universitas Indonesia ini menegaskan dirinya akan tetap teguh melaksanakan program-program berdampak bagi medan layan GMKI gereja, perguruan tinggi dan masyarakat meskipun Gerakan Kudeta terhadap dirinya masih sangat aktif digulirkan.
“PP GMKI untuk 4 hari kedepan masih berfokus dalam menuntaskan even pertemuan mahasiswa Kristen sedunia. Delegasi 18 negara yang hadir sangat mengapresiasi kinerja PP GMKI bersama WSCF Regional Asia Pasifik dalam memfasilitasi kegiatan ini. Kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang bersahaja, kompeten dan progresif dalam mewujudkan kedamaian dan perdamaian dunia melalui pembinaan mahasiswa-mahasiswa Kristen yang siap utus dalam mewujudkan Syalom Allah”, tegas Jefri.
Jefri menambahkan bahwa dirinya bersama PP GMKI akan mengambil sikap tegas dan terukur bagi oknum-oknum yang ingin merusak GMKI.
“Saat ini tim saya sedang menginventarisir keterlibatan setiap oknum dalam situasi ini. Sedari awal kami sudah mendeteksi adanya Gerakan Kudeta Ketua Umum GMKI yang diprakarsai beberapa oknum. Oknum tersebut ada yang sedang menjabat di instansi pemerintahan dan lembaga lainnya sehingga perlu kehati-hatian. Untuk oknum-oknum yang mengaku dirinya berhak untuk bertindak atas nama GMKI, kita juga sudah inventarisir. Saya tegaskan agar berhati-hati dengan tuduhan menjurus fitnah, kalau tidak dapat membuktikannya maka hal itu akan berbalik kepadanya, jadi berita saya dinonaktifkan itu tidak benar atau berita hoax, karena sampai sekarang saya dengan pengurus pusat GMKI masih baik-baik saja”, tegas Jefri.
Ketua Bidang Organisasi PP GMKI Hendra Manurung turut memberikan tanggapan terkait surat PJs yang beredar.
“Saya sangat menyayangkan tindakan Sekretaris Umum Artinus Hulu yang dengan terang-terangan melakukan “kudeta” kepada Ketua Umum Jefri Gultom dengan melaksanakan sertijab tanpa Ketua Umum pada tanggal 28 Januari 2023 dan melaksanakan kerja-kerja organisasi tanpa arah strategis kebijkan organisasi yang seyogyanya itu adalah wewenang ketua umum dalam menerjemahkan mandat kongres. Tindakan Artinus ini sangat bertentangan dengan fatsun organisasi dan disiplin organisasi, bukannya membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya, ini malah ingin mengkudeta”, tegas Hendra Manurung.
Hendra menambahkan sejauh ini diskusinya dengan Ketua Umum Jefri Gultom, dari proses formatur sampai saat ini, Ketua Umum masih terus mengupayakan proses rekonsiliasi dengan Sekretaris Umum demi keutuhan organisasi.